Sejak
ribuan tahun silam manusia memerlukan perhitungan waktu dan mereka sudah
mempunyai cara untuk melakukannya. Para petani sejak dahulu sudah
mempelajari bahwa setiap memulai pembibitan atau menuai tanaman
tergantung pada musim yang berganti secara tetap. Mereka menyelidiki
musim-musim tersebut untuk menetapkan perhitungan penanggalan.
Perhitungan berdasarkan musim ini mengantarkan mereka pada sistem
penanggalan matahari.
Walau pada
akhirnya ada juga yang mempergunakan penanggalan berdasarkan peredaran
bulan, hal itu wajar saja karena secara mudah bisa diketahui bahwa bulan
muncul dan tenggelam secara berulang. Sebelum Islam turun di tanah Arab
sudah ada perhitungan penanggalan bahkan nama-nama bulan waktu itu juga
sudah ada.
Ada berbagai
macam kalender selain kalender Masehi dan Hijriyah seperti kalender
India, Yahudi, Cina, Eropa, Jepang, Jawa dll. Kalender yang biasa
dipakai oleh umat di dunia ini adalah kalender Masehi dan kalender
Hijriyah. Kalender Masehi telah disepakati sebagai kalender
internasional sedangkan kalender Hijriyah adalah kalender Islam dan
sangat penting sebagai penentu kegiatan keagamaan seperti puasa, hari
raya dan peringatan hari besar Islam lainnya.
Kalender-kalender
atau penanggalan yang selama ini kita gunakan terbagi menjadi 12 bulan
yang di dalamnya terdapat hari-hari yang berbeda jumlahnya setiap bulan.
Sehari semalam ada 24 jam. Di Inggris dikenal istilah a.m (ante
meridien) menunjukkan waktu antara pukul 12.00 malam sampai pukul 12.00
siang dan p.m (post meridien) menunjukkan waktu antara pukul 12.00 siang
sampai pukul 12.00 malam. Di Indonesia dikenal istilah siang dan malam.
Untuk waktu 12 jam kedua ditambah dengan 12 sehingga setelah pukul
12.00 siang menjadi pukul 13.00 hingga pukul 24.00 (00.00). Pergantian
hari terjadi setiap malam sejak pukul 00.00 untuk kalender Masehi.
kalender Hijriyah dan kalender Jawa hari sudah berganti sejak waktu
Maghrib.
Karena
rotasi bumi searah jarum jam, maka siang atau malam selalu dimulai dari
timur berurutan ke arah barat. Dengan demikian siang dan malam saling
bergantian sambung menyambung. Awal perhitungan hari dilakukan dengan
perjanjian dan batas tempat yang disebut Batas Garis Tanggal
Internasional yaitu garis bujur. Garis itu terletak membujur dari kutub
utara sampai kutub selatan di tengah-tengah Samudra Pasifik sehingga tak
banyak menggangggu. Hari pertama dimulai dari sebelah barat garis terus
ke barat sampai kembali ke garis tanggal internasional tersebut sampai
kembali lagi ke wilayah timur.
Adanya garis
bujur tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan waktu di berbagai
belahan dunia. Keliling katulistiwa 360 derajat. Sekali bumi berputar
memakan waktu 24 jam. Satu jam meliputi daerah waktu 360 : 24 = 15. Jadi
setiap 15 derajat berbeda waktu 1 jam. Namun karena pertimbangan untuk
tiap wilayah, maka garis pergantian jam disesuaikan dengan keperluan
wilayah masing-masing negara.
Indonesia
terletak pada 95 – 111 derajat Bujur Timur berarti sepanjang 46 derajat
atau melewati 3 wilayah waktu, maka Indonesia terbagi menjadi 3 wilayah
waktu yaitu :
1. Waktu Indonesia Timur (WIT) meliputi wilayah Maluku dan Papua
2. Waktu Indonesia Tengah (WITA) meliputi wilayah Sulawesi, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Selatan dan Timur
3. Waktu Indonesia Barat (WIB) meliputi wilayah Jawa, Sumatra, Kalimantan Tengah dan Barat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar